SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH
BERGERAK DENGAN HATI, PULIHKAN PENDIDIKAN
Selama satu setengah tahun, sektor pendidikan terdampak Covid-19. Hal ini tentu berimplikasi pada profesi guru secara global. Ketika pemerintah menetapkan kebijakan belajar dari rumah, para guru bekerja keras untuk memastikan kegiatan pendidikan tetap terlaksana dan meminimalisasi hambatan yang terjadi. Guru lalu diharuskan mengadaptasi penyampaian materi belajar di kelas secara tatap muka langsung ke pembelajaran dalam jaringan (daring). Bahkan dalam situasi tertentu, guru harus mengunjungi siswa satu per satu dengan protokol kesehatan yang ketat karena pembelajaran daring tidak dimungkinkan. Hal ini dilakukan agar semua siswa tetap dapat berpartisipasi dan memahami materi pembelajaran.
Pasca pandemi Covid-19, pemulihan sektor pendidikan tetap berada pada pundak guru. Guru tetap menjadi kunci utama proses pembelajaran. Maka pada peringatan Hari Guru Nasional 2021, guru menjadi pusat dalam berbagai upaya pemulihan pendidikan. Tema yang coba direfleksikan adalah BERGERAK DENGAN HATI, PULIHKAN PENDIDIKAN. Tema ini sejalan dengan tema Hari Guru sedunia, yaitu “Teachers at the heart of education recovery (guru di jantung pemulihan pendidikan)”. Dua tema ini adalah bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap profesi guru, serta bentuk dukungan kepada mereka untuk berkontribusi penuh pada proses pemulihan sistem pendidikan pasca pandemi Covid-19. Substansi pesan keduanya sama, yakni guru adalah jantung pemulihan pendidikan. Dan pemulihan itu mesti datang (bergerak) dari hati. Maka, pada peringatan Hari Guru tahun Nasional 2021, selain diberi penghormatan dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan jiwa patriotisme guru dalam menjalankan tugasnya, semua guru tetap harus diingatkan bahwa sebagai garda terdepan dalam pemulihan pendidikan, guru memikul tanggung jawab untuk mengejar ketertinggalan capaian belajar akibat berbagai keterbatasan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19.
Keragaman keteringgalan dapat terjadi karena keberagaman daerah dan tingkat sosial ekonomi siswa. Siswa dengan latar belakang sosial ekonomi rendah, kesulitan akses pembelajaran daring, keterbatasan atau tidak adanya gawai, kuota, jaringan internet, bahkan listrik, anak-anak berkebutuhan khusus, serta anak-anak yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19 memerlukan perhatian khusus dalam memulihkan pembelajaran sebagai dampak pandemi Covid-19. Tanpa upaya pemulihan yang tepat, kehilangan kemajuan belajar akibat pandemi Covid-19 berdampak pada kemajuan belajar siswa di tahun-tahun berikutnya. Terkait hal ini, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam pertemuan East Asian Summit Education Ministers Meeting ke-5 (5th EAS EMM) 2021 menegaskan dua prioritas penting dalam pemulihan pendidikan, di samping pentingnya mengembangkan soft skills dan pendidikan karakter, yaitu melek huruf dan berhitung, sebab keduanya merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik (gtk. kemdikbud.go.id, 4 Oktober 2021).
Namun demikian, dalam proses pemulihan pendidikan, guru memerlukan dukungan pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk turut mengambil peran dalam mendampingi layanan pendidikan agar semakin efektif dan berkualitas. Pemerintah pusat dan daerah serta berbagai pihak perlu bekerja sama untuk mendukung guru dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Untuk itu, sekolah hendaknya diberikan ruang untuk dapat menyesuaikan pembelajaran. Artinya, kemendikbudristek mesti memberikan opsi bagi guru untuk menerapkan kurikulum darurat yang lebih ramping dan sederhana atau memberikan akses bagi semua guru terhadap modul kurikulum khusus berupa kurikulum yang disederhanakan dan dapat diterapkan secara fleksibel, baik dalam versi digital ataupun versi cetak, membagikan modul pembelajaran untuk membantu daerah yang sulit internet, serta mengembangkan platform guru untuk belajar dan berbagi agar guru dapat saling belajar dengan guru sejawat. Dukungan pemerintah daerah dengan mengeluarkan regulasi yang membantu guru dan sekolah untuk mengadakan pembelajaran pada masa pandemi juga penting. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan semangat baru dalam berkreasi dan berinovasi membantu mengejar ketertinggalan. Selain itu, pemulihan pendidikan jangka pendek difokuskan pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa serta asesmen untuk mengetahui apa yang siswa bisa dan tidak bisa lakukan. Maka, diperlukan lebih banyak ketersediaan sumber daya untuk guru melakukan asesmen diagnosis berbasis kelas guna mengidentifikasi pencapaian dan kebutuhan pembelajaran. Ini artinya, pemulihan pendidikan pasca pandemi Covid-19 adalah tugas bersama. Oleh karena itu, mari kita bergerak bersama dengan hati dalam memulihkan pendidikan kita. Selamat Hari Guru Nasional 2021.
Baca Juga
MISA ARWAH: MENYELAMATKAN MEREKA YANG TELAH MENINGGAL
Gereja Katolik mengajarkan, setiap orang yang meninggal akan mengalami keselamatan di dalam Surga. Namun, mereka yang telah meninggal tidak seluruhnya langsung masuk ke dalam Surga teta
DIARY KELAS XII SMAS SANTU KLAUS WERANG: “BERKUTAT DENGAN UJIAN SEKOLAH, BERDERAI ARI MATA DALAM PERPISAHAN”
Siswa kelas XII SMAS St. Klaus Werang tengah menghadapi Ujian Sekolah (US) yang dimulai sejak Rabu, 20 April 2022. Ujian Sekolah dilaksanakan se
JPIC KEUSKUPAN RUTENG MELAKUKAN SOSIALISASI HAK-HAK ANAK DI SMPK-SMAS ST. KLAUS WERANG
Anak mesti dilindungi dan mendapat tempat utnuk setiap hak-hak asasinya. Namun, banyak kali terjadi kasus pelanggaran terhadap hak-hak anak. Keprihatianan akan poret buram penerap
TUJUH PRINSIP RAMAH MENUJU PASTORAL PARIWISATA HOLISTIK 2022 YANG KONTEKSTUAL
“Pariwisata Holistik berarti berpartisipasi, berbudaya, dan berkelanjutan,” demikian sepenggal kalimat yang diungkapkan Mgr. Siprianus Hormat dalam sidan
PERUTUSAN KELAS XII: “BAWALAH PELITAMU, PANCARKAN CAHAYA KEPADA DUNIA”
Take Your Lamp, Shine A Light To The World-Bawalah Pelitamu, Pancarkan Cahaya Kepada Dunia. Secuil kalimat itu