RUANG PUISI

DAUN

/1/

Yang jatuh terkulai diterpadesau angin

Menyentuh relung terdalam

Dan patah di titik nadirnya

/2/

Yang runtuh oleh asap-asap pabrik

Menguar aroma tak sedap dalam parunya

Dan sirna di ambang batasnya

/3/

Yang lusuh tak bertenaga

Tanpa sisa asa dan suara

Hanya bias-bias kenang yang ada

POHON

Yang kuharap dari rindang pohon hanyalah hijaunya yang abadi, memanjakan matamu, mata kau dan mata kita tanpa sedikit pun berpaling pada yang lain

Yang kuharap dari rindang pohon tak lain ialah sejuknya yang terurai sepanjang waktu tanpa lekang oleh duri-duri mentari

Yang kuharap dari rindang pohon cuma pertemuan sepasang semut yang lagi kasmaran menetaskan cintanya yang membuat kita cemburu

AROMA TANAH

Aroma tanah ini membubung menebusi awam menuju langit biru, saat bumipenuh abu-abudan kau sibuk menghisap sebatang lisong di atas eksavator kuning itu

Rinai hujan terasa di dalam rumah merekaseperti litani yang tak pernah tamat sekalipun kemarau menjemput di balik pintu

Aroma tanah memang selalu  tak pernah dihiraukan oleh orang-orang seperti kau yang hanya tahu mengeruk daripada membaharu

Tunggu saja sampai aroma tanah menjadi musuh untuk kau dan tak mampu kau berpaling dari maut yang sudah di depan mata