
RUANG PUISI
PUISI-PUISI KARYA FEBBY NUR
FILOSOFI KOPI DAN PENIKMAT
Kopi…
Sudah ribuan kali aku mengeja
Sembari memandang serbuk hitam itu
Aku berpikir sihir apa yang dipakai serbuk itu sehingga semua ingin menikmatinya
Warna yang terlihat hitam tidak akan membuat daya tariknya berkurang
Seperti semut yang mengerumuni gula, begitu pula para penggemar menghampirinya
Setetes tegukan seakan memberi dorongan agar jangan berhenti menikmatinya, laksana anak manusia yang dituntut untuk berjuang
Yah dia memang hitam
Tapi rasanya pas untuk sang penikmat
Pahitnya tak sesulit kehidupan, tapi cocok untuk menyimpan kenangan yang terserap di ujung cangkir kehidupan
Kopi…
Jangan menilainya pahit karena yang pahit adalah kehidupan. Jika kopimu memang pahit taburlah manis ke dalamnya.
Namun, jika manis itu menyakitkan maka tetaplah menjadi kopi yang hangat untuk dirimu sendiri.
PAYUNG TEDUH
Teduhanku di saat rintik adalah Dia. Dia yang menelusuri lorong-lorong kehidupan, Yang dipenuhi tangisan
Di kala gerimis mengundangku bermain, engkau menyuruhku untuk berteduh padamu
Engkau menahan dentuman titik air yang menyerbu malam
Aku menahan dirimu erat di tanganku agar engkau tak diterpa angin
Sesekali kau terombang-ambin oleh angin yang membawamu pelan seolah kau tak bertulang
Aku menahanmu agar angin tak menarikmu
Namun, semakin aku menahan semakin keras angin bertiup sehingga engkau hancur dan terlepas dari kaitanmu
Ini bukan salahmu
Ini karena waktu menyuruhmu untuk berhenti berjuang
BERANJAK
Kala berjumpa di titik awal
Ada banyak kisah yang ingin dirajut
Ada banyak misteri yang dihadapi
Di antara hamparan gedung yang tinggi
terselip kenangan-kenganan indah
Lengkingan suara bercampur aduk menggema bukit
Tangis dan canda bercampur jadi satu
Namun, pada suatu titik di saat langkah kita telah usai
Di situlah jeritan tangis akan terdengar
Suka menjadi duka, canda tak lagi mengundang tawa
Di antara lorong-lorong panjang terselip berbagai kenangan indah
Ini adalah hari peratama kita beranjak dari rahim Ibunda kita,
Setelah tujuh tahun dipertemukan
Kini kita adalah makhluk yang bermetamorfosa menjadi indah,
Kita bukan lagi si ulat yang dulu selalu menyusahkan.
Namun, kini kita telah menemukan sebagian diri kita di rahim kita ini.
Perjalanan masih panjang dan ini adalah awal kita memulai
Di lain waktu kita tak akan mendengar lagi lengkingan suara yang membangunkan kita di pagi hari
Yang akan mengomel tiada henti bila kita tak pernah patuh
Semua itu adalah proses
Proses di mana kita dibentuk. Terima kasih waktu
Terima kasih tujuh tahun lamanya
Terima kasih untuk segala suka dukanya
Sayonara
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Upaya Membangun Pendidikan Berbasis Kualitas
Teong Toda, 23 November 2024-Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) St. Klaus Werang mengadakan kegiatan penguatan kompetensi bagi para guru.
TENANG SAJA, PERPISAHAN TAK MENYEDIHKAN, YANG MENYEDIHKAN ADALAH, BILA HABIS ITU SALING LUPA.
"Tenang saja, perpisahan tak menyedihkan. Yang menyedihkan adalah, bila habis itu kita saling lupa." Namun, dengan cinta dan kenangan yang telah tertanam kuat, mereka tahu bahwa lupa ti
Rapat Penentuan Kelulusan Siswa Kelas XII SMAS St. Klaus Werang
Teong Toda, 06 Mei 2024-SMAS St. Klaus Werang menggelar rapat penentuan kelulusan kelas XII Tahun Pelajaran 2023/2024. Rapat dimulai pada pukul 08.00-10.00. Rapat ini bertempat di ruang
WARNA-WARNI KOMPETESI AKADEMIK
Teong Toda, 3-4 Mei 2024-Di rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional, SMAS St. Klaus Werang menggelar serangkaian kompetisi yang menarik bagi siswa-siswinya. Adapun serangkaian kom
UJIAN KARYA ILMIAH: EVALUASI DAN PESTA AKADEMIS
Teong Toda, 20 Maret 2024-Pengerjaan Karya Ilmiah adalah suatu proses yang harus dilalui oleh siswa-siswi kelas XII SMAS St. Klaus Werang. Karya Ilmiah ini sebagai salah satu syarat unt