• SMAS SANTU KLAUS WERANG
  • Cerdas Berkarakter Pancasila

HARMONI ALAM VS DEFORESTASI MASIF DI INDONESIA

Alam adalah rumah yang aman bagi seluruh makhluk hidup. Eksistensi alam menjanjikan hidup yang tidak hanya sejahtera tetapi juga berkualitas untuk seluruh penghuni di dalamnya. Kontribusi alam yang begitu besar itu berarti bahwa alam dipandang sebagai subjek yang sama dengan makhluk hidup lain terutama manusia. Alam tidak dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi secara bebas oleh manusia. Malahan alam menjadi unsur integral dari manusia. Keberadaan manusia menjadi berarti karena alam memberi segala yang terbaik bagi manusia.

Namun, fakta miris kerusakan alam justru marak terjadi di zaman ini. Bahkan terus mengalami peningkatan setiap waktu. Penggunaan pupuk kimia, limbah pabrik, sampah plastik dan deforestasi adalah segelintir persoalan yang menodai alam. Yang terakhir, deforestasi, menjadi salah satu persoalan yang dominan terjadi. Deforestasi yang kian masif menciptakan gap (jurang) antara manusia dan alam. Harmonisasi alam dan manusia tidak tercipta.

Duka Deforestasi

Indonesia sebagai negara yang sarat akan unsure mitis magis dan kental dengan harmonisasi alam ternyata menjadi locus (pusat) utama deforestasi. Secara umum, Indonesia masuk dalam salah satu dari lima negara yang banyak kehilangan area hutan dalam dua decade terakhir. Berdasarkan data Global Forest Watch, Indonesia kehilangan 9,75 juta hektar hutan primer antara tahun 2002 dan 2020. Salah satu rekor yang tercatat ialah terdapat 929.000 hektar hutan musnah pada tahun 2016. Akan tetapi angka ini turun drastic hingga 270.000 hektar pada tahun 2020 (Gloria Setyavani Putri, Kompas.com, diakses padaSabtu, 4 Maret 2023). Sekalipun dikatakan mengalami penurunan, deforestasi di Indonesia masih tergolong parah.

Pada hakikatnya, deforestasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, pertama pembakaran hutan. Pembakaran hutan terjadi secara sengaja karena ada pihak yang ingin membuka lahan baru untuk keperluan pertanian. Hutan yang dibakar bukan hanya beberapa hektar tetapi puluhan hingga ratusan hektar. Mirisnya, pembakaran hutan memengaruhi kesehatan manusia. Kedua, perambahan hutan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi membuat mereka mencari suaka di hutan. Selain tempat tinggal, mereka membutuhkan lahan untuk bekerja. Mereka kemudian mengekspansi lahan mereka ke hutan sehingga hutan menjadi rusak. Ketiga, eksploitasi tambang. Kekayaan alam yang tersembunyi di  dalam tanah sangatlah banyak. Hal ini mendorong manusia untuk mengeksploitasinya secara sewenang-wenang. Sayangnya, hal ini mengorbankan hutan yang asri. Hutan dipangkas untuk keperluan tambang.

Deforestasi memberi dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Dampak negative tersebut antara lain pertama, rawan terkena bencana alam. Keberadaan hutan menjadi unsur vital untuk memberi kehidupan. Sayangnya hutan yang rusak menimbulkan persoalan berupa longsor maupun banjir. Kedua, pemanasan global. Fungsi hutan sebagai penyerap hawa panas akan terganggu akibat kerusakan hutan. Apabila hutan terus digerus maka itu akan membuat suhu bumi menjadi semakin panas. Ketiga, kehilangan flora dan fauna. Deforestasi yang masif membuat banyak flora dan fauna kehilangan habitat dan pada gilirannya mati. Keempat, akses sumber daya air berkurang. Hutan memegang peran penting menyerap air. Namun, ketika hutan dirusakkan, sumber air akan berkurang.

Merajut Harmonisasi Alam

Deforestasi tidak pernah memberi dampak positif terhadap alam. Sebaliknya, alam dinodai dan dimusnahkan secara masif. Padahal alam bukan hanya ada saat ini dan kini (hic et nunc) melainkan ada untuk generasi selanjutnya. Maka, manusia seyogiannya kembali ke alam (back to nature). Artinya, manusia mesti membangun kembali harmonisasi dengan alam. Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si mengajak manusia untuk menjaga alam sebagai rumah yang aman bagi semua makhluk. Ia menyerukkan agar kita bertanggungjawab secara moral untuk menjaga dan merawat alam.

Harmonisasi dengan alam dibangun dengan pertama, meletakkan alam sebagai subjek yang setara dengan manusia sehingga alam diperlakukan secara baik dan tidak dijadikan objek yang dieksploitasi dengan bebas. Kedua, melakukan reboisasi. Hutan yang sudah rusak mesti diperbaharui kembali dan ditanami dengan berbagai tanaman agar memberikan kehidupan baru bagi hutan. Ketiga, menjalankan industry yang ramah lingkungan. Eksplorasi terhadap pertambangan semestinya diganti dengan industri yang ramah lingkungan sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. Harmonisasi denganalam semestinya digalakkan lebih intens lagi demi keutuhan alam dan kesejahteraan seluruh makhluk hidup di bumi pertiwi ini.

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
RUAN PUISI:  PONDIK

Pondik Lahir dari Rahim ibumu Menangis karena rasa baru Ayah ibumu membiarkanmu Menangis, menangis, dan terus menangis.. Belajarlah sayang akan rasa baru   Pondik Saat engk

25/04/2023 19:03 - Oleh Administrator - Dilihat 249 kali
RUANG PUISI WAWAN JEHAMUN

 Dalam Ruang Maya   Pada lembayung senja Sepoi angin menjalar di relung-relung suaka Dua kekasih dibuai mesra oleh Puisi teramat getir yangdibatinkan Dalam sanubari pilu

16/04/2023 20:00 - Oleh Administrator - Dilihat 272 kali
RUANG PUISI WAWAN JEHAMUN

BANGKIT HARI KETIGA               Kau memilih hitam dan dengan segera kau berlari luntang-lantung pada keinginan. Beralas c

16/04/2023 19:58 - Oleh Administrator - Dilihat 263 kali
UPACARA BENDERA DAN NOBAR WARNAI HARI PAHLAWAN 2022

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2022 tingkat SMAS St. Klaus Werang diisi dengan upacara bendera dan nonton bareng. Petugas upacara dijalankan oleh OSIS baru periode 2022/2023 yang dinahk

26/02/2023 18:24 - Oleh Administrator - Dilihat 304 kali
MISA ARWAH: MENYELAMATKAN MEREKA YANG TELAH MENINGGAL

Gereja Katolik mengajarkan, setiap orang yang meninggal akan mengalami keselamatan di dalam Surga. Namun, mereka yang telah meninggal tidak seluruhnya langsung masuk ke dalam Surga teta

26/02/2023 18:18 - Oleh Administrator - Dilihat 7622 kali