• SMAS SANTU KLAUS WERANG
  • Cerdas Berkarakter Pancasila

RUANG PUISI WAWAN JEHAMUN

 Dalam Ruang Maya

 

Pada lembayung senja

Sepoi angin menjalar di relung-relung suaka

Dua kekasih dibuai mesra oleh

Puisi teramat getir yangdibatinkan

Dalam sanubari pilu membiru

 

Lekat-lekat di degup waktu

Puisi menjelma mantra

Doa paling magis tuk menebas jarak

Antara Barat penuh daya

Dan Timur di batas laut

 

Sedang ricik suka mengguyur seluruh

Dari batok sampai ujung kuku

Dua kekasih cepat-cepat menenggak kopi

Ketika sesuaraberdengung:

“Kita cuma sketsa dalam ruang

Yang setia menipu rupa

Selepas aroma puisi terakhir

Bersua adalah kemustahilan yang kekal.”

 

Tarian Hujan

 

Tarian hujan sudah pensiun

Karena cendrawasih tak bernyanyi, rusa tak berdengung,

Pinus serta cemara bungkam                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

Sebab kekasih tambang bercumbu

Tanpa malu di rumah hutan

Tarian hujan sudah pensiun

Karena ikan tak bersuara, kepiting tak berpekik

Buih dan gelombang pucat pasi

Sebab kekasih limbah bersetubuh

Tanpa sesal di ranjang lautan

Tarian hujan menyisakan kenangan

Serupa sketsa-sketsa kematian

Yang tertambat di periferi rumah tua

Bersama debu dan abu

Menyerukan doa:

“Kami ingin hidup seribu tahun lagi.”

 

JENDELA BIRU

 

Memandangmu dari balik jendela biru

Sambil tersedu meratapi nasib

Di antara debu, kursi, dan sebatang lisong

Yang tak habisnya menguar kebisuan

Kau selalu terindah dari balik jendela biru

Menebar pesona hingga seluruh penjuru

Membuat yang liyan tersipu malu

Tertunduk lesu sampai tergugu

Di sini aku tiada lepas memandangmu dari balik jendela biru

Melantunkan kidung-kidung paling kudus

Merangkainya sebagai doa paling tulus

Semoga restu menjadikan kita sebagai satu

Namun, kutahu takdir membawaku ke balik jendela biru

Sebatas memandangmu dari jauh

Sebatas mengagumimu dari sauh

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
RUAN PUISI:  PONDIK

Pondik Lahir dari Rahim ibumu Menangis karena rasa baru Ayah ibumu membiarkanmu Menangis, menangis, dan terus menangis.. Belajarlah sayang akan rasa baru   Pondik Saat engk

25/04/2023 19:03 - Oleh Administrator - Dilihat 249 kali
RUANG PUISI WAWAN JEHAMUN

BANGKIT HARI KETIGA               Kau memilih hitam dan dengan segera kau berlari luntang-lantung pada keinginan. Beralas c

16/04/2023 19:58 - Oleh Administrator - Dilihat 262 kali
HARMONI ALAM VS DEFORESTASI MASIF DI INDONESIA

Alam adalah rumah yang aman bagi seluruh makhluk hidup. Eksistensi alam menjanjikan hidup yang tidak hanya sejahtera tetapi juga berkualitas untuk seluruh penghuni di dalamnya. Kontribu

26/03/2023 14:53 - Oleh Administrator - Dilihat 665 kali
UPACARA BENDERA DAN NOBAR WARNAI HARI PAHLAWAN 2022

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2022 tingkat SMAS St. Klaus Werang diisi dengan upacara bendera dan nonton bareng. Petugas upacara dijalankan oleh OSIS baru periode 2022/2023 yang dinahk

26/02/2023 18:24 - Oleh Administrator - Dilihat 303 kali
MISA ARWAH: MENYELAMATKAN MEREKA YANG TELAH MENINGGAL

Gereja Katolik mengajarkan, setiap orang yang meninggal akan mengalami keselamatan di dalam Surga. Namun, mereka yang telah meninggal tidak seluruhnya langsung masuk ke dalam Surga teta

26/02/2023 18:18 - Oleh Administrator - Dilihat 7622 kali