RUANG PUISI

ISTIRAHAT MUSIM DINGIN

Tak ada yang tahu sifat musim

Disembunyikan perangaiannya dari setiap tatapan

Merangkainya sebagai yang indah kepada semua

Musim datang bagai menjemput ajal

Tatkala siapa pun tak siap tuk berpisah rupa

Tinggalkan liyan sampai jauh ke palung samudra

Menyisakan bayang yang meraung sembilu

Kali ini musim berselimut dingin

Membawa hening teramat bening

Memisahkan kita dari canda, tawa, serta gurau

Saat kita ingin menjelma dalam pertemuan

Musim selalu peka membagi selimut dingin

Mencipta jarak yang kian membuncah antar kita

Kita tiada kuasa membenci musim dengan dinginnya

Sebab apalah kita cuma debu dan abu

Maka marilah kita lelap dalam tidur

Beristirahat dari serpihan rindu dan sendu

Biarkan mimpi berkelindan di tengah kita

Sampai kita lupa kita telah sirna

REMBULAN MERAH JAMBU

Dua mata menutup hari dalam satu malam yang gelap pekat

Sambil menanti hari esok dengan was-was,

Diarahkan pandangannya pada ribaan Sang Puan

Pikirnya mengulum sejuta rasa

Membawa asa pada dinding cakrawala

Bahkan menggantung karsa di samping caya surya

Tabir surgawi terbuka seluas wajah pelangi

Balada pasukan surgawi bersenandung merdu

Gegap gempita bak rinai hujan selepas kemarau

Meluruhkan timbunan tanah yang menanti dan merindu

Hingga tiada lagi pijakan selain batin Sang Puan

Pada awal hari ini desau angin

Menggiring bayi-bayi cahaya pada rahim ibunya

Dua mata membuka hari dalam satu pagi yang teramat putih

Dilihatnya Sang Puan berdiri di wajah rembulan merah jambu

Maka dalam sekali pejaman mata

Cintanya terpaku di rembulan merah jambu