Bincang-Bincang Ilmiah Seputar Kurikulum Merdeka dan Deep Learning
Di tengah riuhnya dunia pendidikan yang terus berubah, siswa-siswi SMAS St. Klaus Werang menggelar suatu kegiatan bincang-bincang Ilmiah (Sabtu, 30 November 2024) yang mendalam. Pemantik dan penanggap dari kegiatan ini adalah siswa siswi dari fase F1. Kegiatan ini coba membahas dua tema sentral dalam dunia Pendidikan Indonesian saat ini: Kurikulum Merdeka dan Deep Learning (Mendikdasmen: Abdul Mu'ti). Kegiatan ini merupakan respon positif terhadap program NTT Menulis dan NTT Membaca (Genta Belis) yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi NTT sebagai investasi literasi untuk masa depan NTT. Program ini mau menunjukkan ketertarikan dan kepedulian pemerintah akan kemajuan pendidikan di daerah.
Pendidikan dan Kebebasan Berpikir
Dalam diskusi ini, Kurikulum Merdeka diangkat sebagai simbolisasi kebebasan dalam proses belajar. Siswa-siswi mencermatidan merefleksikan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya sekadar mentransfer pengetahuan (Knowledge transfer), tetapi juga membebaskan pikiran. "Kurikulum ini memberi kita ruang untuk mengekspresikan diri dan menemukan makna dalam belajar," ujar Kendy (ketua OSIS SMAS St. Klaus Werang). Pandangan ini mencerminkan pemikiran filosofis bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membebaskan, membentuk individu yang kritis dan kreatif.
Menyelami Kedalaman Pengetahuan
Konsep deep learning menjadi fokus utama berikutnya. Siswa-siswi berargumen tentang pentingnya memahami inti dari pengetahuan, bukan hanya sekadar menghafal. "Seperti menelusuri sungai yang dalam, kita harus berani menyelam untuk menemukan harta karun pengetahuan," ungkap Kristo (salah satu penanggap dalam kegiatan ini). Pernyataan ini menggambarkan pemikiran bahwa pengetahuan yang mendalam akan membekali mereka untuk menghadapi tantangan yang lebih kompleks di masa depan.
Jembatan menuju Pemahaman
Program NTT Menulis dan NTT Membaca menjadi jembatan yang menghubungkan siswa dengan dunia literasi. Dalam bincang ilmiah ini, mereka menyadari bahwa menulis adalah alat untuk menyusun pemikiran dan gagasan, sedangkan membaca adalah cara untuk memperluas wawasan. "Dengan menulis, kita tidak hanya berbagi cerita, tetapi juga membangun pemikiran kritis," ujar Cantika (salah satu Pemateri). Ini menunjukkan bahwa literasi adalah kunci untuk menjelajahi dunia yang lebih luas.
Membangun Generasi Berpikir Kritis
Akhir dari bincang ilmiah ini adalah kesepakatan bersama tentang pentingnya pendidikan yang merdeka dan mendalam. Siswa-siswi berkomitmen untuk terus belajar, membaca, dan menulis, sebagai upaya untuk menjadi generasi yang tidak hanya menerima pengetahuan, tetapi juga menciptakannya. Mereka memahami bahwa, di era yang dibanjiri dengan informasi, kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah kunci untuk menghadapi setiap tantangan yang ada.
Bincang ilmiah ini bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga sebuah perjalanan filosofis yang mengajak siswa-siswi untuk merenungkan bagaiamana peran mereka dalam masyarakat. Dengan semangat belajar yang tinggi, mereka siap menjadikan pendidikan sebagai instrumen untuk meraih kebebasan dan kemandirian berpikir, berkontribusi pada kemajuan NTT dan bangsa.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
REKOLEKSI DAN PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT
Teong Toda, 11 Desember 2024-Dalam semangat menyongsong perayaan Natal, SMAS St. Klaus Werang mengadakan kegiatan rekoleksi yang menggugah pemikiran dan refleksi mendalam bagi siswa-sis
Upaya Membangun Pendidikan Berbasis Kualitas
Teong Toda, 23 November 2024-Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) St. Klaus Werang mengadakan kegiatan penguatan kompetensi bagi para guru.
Pelantikan OSIS Periode 2024-2025: Menjadi Pemimpin, Menjadi Pahlawan
Teong Toda, 11 November 2024-Dalam suatu upacara yang penuh harapan dan semangat, SMAS St. Klaus Werang melaksanakan pelantikan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk periode 2024-
MEREFLEKSIKAN RAPOR PENDIDIKAN 2023
Teong Toda, Senin 11 November 2024- Dalam dunia pendidikan, evaluasi diri seringkali menjadi cermin yang memantulkan keadaan realitas yang ada. Di SMAS St. Klaus Werang, para guru mengg
KAMI MENYEBUTNYA "SI KEMBAR"
Kuwu, 19-20 Okotober 2024-SMAS St. Klaus Werang mengadakan kunjungan ke SMAS St. Klaus Kuwu untuk melaksanakan pertandingan persaudaraan dalam sepak bola dan bola voli. Kedua sekolah, y