• SMAS SANTU KLAUS WERANG
  • Cerdas Berkarakter Pancasila

GURUKU, PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

               Pahlawan bisa diartikan sebagai orang yang berjasa. Berjasa untuk orang terdekat atau untuk lingkungan sekitarnya. Tidak ada batasan perbuatan yang harus seseorang lakukan untuk disebut pahlawan. Ketika bangsa asing menguasai Nusantara, begitu banyak dari pemuda-pemudi yang rela berjuang meninggalkan kehidupan yang nyaman. Bahkan mereka meninggalkan keluarga, serta mengorbankan harta dan waktu luang demi memperjuangkan kemerdekaan Nusantara. Aksi kepahlawanan tidak selalu merupakan agenda raksasa yang rumit dan mengerahkan sejumlah banyak massa. Aksi kepahlawanan tidak selalu berbentuk peperangan serta berakhir pada kekalahan salah satu pihak. Semua hal yang baik yang bisa ditularkan dan berdampak positif bagi lingkungan adalah aksi kepahlawanan. Seperti kisah inspiratif para pahlawan pendidikan yang kita temui di Nusantara ini. Semua mereka yang telah berjuang entah mendapat gelar resmi atau tidak, berhak mendapat apresiasi. Perjuangan, ketulusan, serta kedermawanan mereka sudah sepatutnya menjadi contoh supaya kebaikan terus menjadi budaya yang mengakar di tanah Nusantara ini. Lahirnya para pahlawan tidak terlepas dari peran seorang guru yang setia memberikan ilmu pengetahuan kepada para muridnya. Faktanya, Hari Guru Nasional sudah dijadikan peringatan sejak 25 November 1994. Hari Guru diperingati sebagai refleksi atas segala bentuk kepedulian, pemahaman, dan apresiasi terhadap peran vital para guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Dengan kata lain, Hari Guru merupakan bentuk penghargaan bagi guru yang telah mendukung keberlangsungan generasi muda menyongsong masa depan. Tak berlebihan rasanya jika guru dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa. Bayangkan, guru rela mendidik muridnya tanpa lelah demi mempersiapkan generasi penerus bangsa untuk menggapai masa depan yang gemilang. Ilmu pengetahuan ibarat harta karun berharga yang diberikan guru pada murid setiap harinya. Bukan hanya mentransfer ilmu, guru juga secara total membagikan pengalaman yang berharga. Rentetan nilai budaya dan moral serta agama turut diselipkan guru agar kelak memotivasi muridnya menghadapi pelbagai tantangan kehidupan.

Euforia Hari Guru

            Momentum hari guru dirayakan secara meriah di SMAS Santu Klaus Werang. Perayaan hari guru didahului dengan upacara bendera yang dimulai pukul 06:45. Upacara bendera dimeriahkan oleh koor yang dibawakan oleh siswa-siswi kelas XII. Bagi para siswa kelas XII, persembahan koor ini menjadi kado terindah sekaligus yang terakhir dari mereka buat para guru tercinta sebab beberapa bulan lagi mereka akan menamatkan diri dari SMAS Santu Klaus Werang. Selain itu, yang menarik dari upacara bendera ini yakni pemimpin upacaranya bukan laki-laki melainkan perempuan. Yoan Selin selaku pemimpin upacara merasa sangat bangga bisa dipercayakan untuk menjalankan tugas sebagai pemimpin upacara. Hal ini mengingatkan bahwa perempuan pun dapat tampil sebagai petugas upacara di tengah dominasi laki-laki. Nilai kesetaraan gender dapat dipetik dari peristiwa ini. Dalam upacara tersebut, Romo Ivan selaku pemimpin upacara menegaskan bahwa guru memegang tanggung jawab besar memulihkan pendidikan di tengah situasi pandemi covid 19. Sesudah upacara, para guru berfoto ria bersama para murid diikuti dengan aktus jabat tangan para murid kepada para guru satu per satu. Ini sebagai lambang ucapan terima kasih para murid kepada guru-guru tercinta. Setelah itu, para murid mempersembahkan beberapa acara sebagai kado spesial untuk para guru. Kurang lebih lima belas menit, para murid mempersiapkan diri sebelum melaksanakan acara yang diselenggarakan di aula SMP-SMA Santu Klaus Werang. Pukul delapan wita acara dimulai. Para murid memenuhi aula SMP-SMA Santu Klaus Werang. Sedangkan para guru diminta berdiri di depan pintu aula. Febby Nur dan Vigo selaku pembawa acara mengajak para murid berdiri dan menghadap ke arah para guru. Para guru kemudian memasuki aula sambil berbaris dua-dua. Instrumen musik mengiringi derap langkah mereka. Langkah mereka terhenti pada pajangan pita pertama. Pita Pertama mengingatkan tentang pengorbanan para guru yang setia mendidik para murid. Pak Robert Randu dipercayakan memotong pita pertama tersebut. Sontak tepuk tangan meriah mengiring pemotongan pita tersebut. Selanjutnya para guru melangkah perlahan menuju pita kedua. Pita kedua ini merupakan ungkapan cinta dan apresiasi dari para murid kepada para guru atas dedikasi yang amat total. Pemotongan pita yang kedua dilakukan oleh Romo Ivan selaku Kepala SMAS Santu Klaus Werang. Tepuk tangan serempak mengiringi pemotongan pita kedua. Sesudah itu, para guru dipersilahkan duduk. Acara pun satu per satu ditampilkan mulai dari kelas XII. Kelas XII IBB membawakan acara musikalisasi puisi. Begitu pun kelas XII MIA. Kelas XII MIA memadukan musikalisasi puisi bersama lagu goyang nasi padang yang dipoles dengan gerakan memegang huruf-huruf bertuliskan "teachers day: terima kasih guruku." Beberapa kelas membawakan acara kronik antara lain kelas XI IBB 1, X IBB 2 dan X IBB 1. Kelas XI IBB 2 meampilkan video tentang para guru. Kelas X MIA membawakan drama tentang guru di zaman modern ini. Sedangkan kelas XI MIA membawakan acara yang spektakuler yakni stand up comedy. Kendati berjalan lebih dari satu jam, acara stand up comedy kelas XI MIA berhasil membuat seluruh warga sekolah tertawa terpingkal-pingkal. Di samping lucu, ada juga unsur roasting dan nilai-nilai moral yang bisa diambil dari stand up comedy tersebut. Selama acara berlangsung baik para guru maupun para murid sangat menikmatinya. Tawa dan sorak-sorai memenuhi aula SMP-SMA Santu Klaus Werang. Yugi siswa kelas XI MIA mengungkapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para guru dan atas semua acara yang dipersembahkan pada momen hari guru. “Terima kasih banyak guru-guru tercinta. Jasa-jasa kalian akan kami kenangkan dan kami akan berjuang menjadi murid yang baik. Acara-acara yang kami bawakan ini merupakan persembahan cinta yang luar biasa bagi guru-guru tercinta,” pungkasnya. Jasa-jasa baik dan dedikasi yang total dari para guru akan menjadi kekuatan bagi para murid. Terima kasih guruku, pahlawan tanpa tanda jasa.                                                   

Enza Durman-XI MIA

 

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
REKOLEKSI DAN PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT

Teong Toda, 11 Desember 2024-Dalam semangat menyongsong perayaan Natal, SMAS St. Klaus Werang mengadakan kegiatan rekoleksi yang menggugah pemikiran dan refleksi mendalam bagi siswa-sis

11/12/2024 09:09 - Oleh Administrator - Dilihat 107 kali
Bincang-Bincang Ilmiah Seputar Kurikulum Merdeka dan Deep Learning

Di tengah riuhnya dunia pendidikan yang terus berubah, siswa-siswi SMAS St. Klaus Werang menggelar suatu kegiatan bincang-bincang Ilmiah (Sabtu, 30 November 2024) yang mendalam. Pemanti

30/11/2024 22:19 - Oleh Administrator - Dilihat 301 kali
Upaya Membangun Pendidikan Berbasis Kualitas

Teong Toda, 23 November 2024-Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) St. Klaus Werang mengadakan kegiatan penguatan kompetensi bagi para guru.

23/11/2024 11:35 - Oleh Administrator - Dilihat 357 kali
Pelantikan OSIS Periode 2024-2025: Menjadi Pemimpin, Menjadi Pahlawan

Teong Toda, 11 November 2024-Dalam suatu upacara yang penuh harapan dan semangat, SMAS St. Klaus Werang melaksanakan pelantikan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk periode 2024-

11/11/2024 15:08 - Oleh Administrator - Dilihat 457 kali
MEREFLEKSIKAN RAPOR PENDIDIKAN 2023

Teong Toda, Senin 11 November 2024- Dalam dunia pendidikan, evaluasi diri seringkali menjadi cermin yang memantulkan keadaan realitas yang ada. Di SMAS St. Klaus Werang, para guru mengg

11/11/2024 14:47 - Oleh Administrator - Dilihat 566 kali